LAMAN

Monday, April 22, 2013

Kembalikan Unsur Hara Tanah Dengan Pupuk Organik

Program pengembalian unsur hara tanah atau membuat tanah menjadi muda kembali dari Dinas Pertanian Jember, rupanya mendapat tanggapan positif dari petani di pedesaan. Terbukti, para petani di pedesaan sudah mulai mengusahakan dan membuat inovasi-inovasi baru guna mendukung program tersebut.

Seperti yang dilakukan kelompok tani ‘Rukun Tani’ Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan. Menindaklanjuti program tersebut kelompok tani ‘Rukun Tani’ kini telah mengembangkan pupuk organik cair berupa agensi hayati yang dihasilkan dari pengembangbiakan bakteri. Dan jika diaplikasikan, selain mampu mengurangi 40 persen penggunaan pupuk kimia, juga akan memberikan imunisasi kepada tanaman.

“Kita membuat agensi hayati berupa pengembangbiakan bakteri, yang jika diimunisasikan ke tanaman, mengakibatkan terbentuknya kekebalan tanaman terhadap berbagai hama,” kata Harjono, salah seorang pengurus kelompok tani ‘Rukun Tani’.
Dan sudah setahun yang lalu, melalui system Demplot, kelompok tani andalan Desa Kesilir ini menerapkan pembakaian pupuk yang terbuat dari fermentasi bakteri tersebut. Hasilnya, selain mengurangi hingga 40 persen penggunaan pupuk kimia, juga mampu menciptakan imunisasi pada tanaman hingga kebal terhadap berbagai hama.
Untuk mengembangakn bakteri tersebut, dijelaskan oleh Harjono membutuhkan waktu selama 12 hari proses fermentasi. Dengan alat dan bahan yang mudah dicari dan didapatkan, para petani tersebut sudah bisa memproses pengolahan dan pembuatan pupuk tersebut.
Bahan-bahannya, menurut Harjono berupa limbah tahu, telur, dan gula. Kemudian, bahan tersebut diberi indukan bakteri yang kemudian dilakukan fermentasi selama 12 hari dengan dibantu aliran oksigen. Setelah bakteri tersebut berhasil difermentasikan, nantinya akan diuji terlebih dahulu di Laboratorium Pertanian di Tanggul sebelum diaplikasikan.
Dari pengalaman yang pernah dilakukan oleh kelompok tani tersebut, permili liternya, mengandung satu milyar bakteri. Jadi, jika diimuniasikan ke tanaman, akan menghasilkan kekebalan pada tanaman tersebut. Yang nantinya tahan terhadap anomaly cuaca yang terjadi di Jember.
Namun begitu, diakui oleh Harjono tidak semua petani menyadari manfaat penggunaan pupuk Agensi Hayati. Sejauh ini, penggunaanya masih dalam lingkup petani yang masuk dalam keanggotaan kelompok tani ‘Rukun Tani’ saja.
Hal tersebut, karena petani masih terkonstruk pada pestisida minded, artinya petani masih belum bisa percaya seratus persen akan penggunaan pupuk organik. Karena selama ini mereka menggunakan pupuk yang berasal dari kimia, yang menurut mereka lebih instan.
“Masih sangat sulit dipahami petani luas, namun dengan hasil yang lebih bagus, dari yang sudah diterapkan oleh para anggota, bisa dibuat contoh hasilnya bagi petani lainnya. Kadang, petani desa baru mengikuti kalau sudah mengetahui hasilnya. Karena itu juga, kita membikin system demplot,” tandasnya.

MAU PASANG IKLAN

Email aja :
soni_lutfi12@yahoo.com
sonilutfi@gmail.com

HP : 083 847 821 125
Contak kami ya ...